Tim Software Engine
Perubahan berikutnya terletak pada struktur organisasi dan pengolahan data. Rivola membagi tim teknis ke dalam divisi yang sangat spesifik, seperti tim Performance Software dan Vehicle Dynamics, serta peran penghubung sirkuit-pabrik seperti Pasquale “Modric” Valente.
Data Real-Time
Sistem kerja “Real-Time Data” juga diterapkan, memungkinkan data telemetri dikirim langsung dari lintasan ke Noale.
Konsep “Remote Garage” membuat tim di pabrik bisa menganalisis masalah saat sesi berjalan dan memberi masukan instan kepada kru di sirkuit, sehingga pengambilan keputusan menjadi lebih cepat dan presisi.
Semua itu diperkuat oleh mentalitas “Marginal Gains” yang diadopsi dari Formula 1.
BACA JUGA:Aprilia Puas dengan Progres Mesin 850cc MotoGP 2027, Massimo Rivola Ungkap Fokus Jangka Panjang
Pembalap Aprilia Racing MotoGP, Marco Bezzecchi--Michelin Motosport
Rivola menanamkan pemikiran bahwa peningkatan sekecil apa pun, bahkan sepersekian detik, sangat berarti. Pendekatan ini membuat RS-GP dikembangkan sebagai sebuah sistem yang stabil dan seimbang, bukan motor dengan satu keunggulan tunggal.
Hasilnya terlihat dari kemampuan pembalap seperti Marco Bezzecchi dan Raul Fernandez yang cepat beradaptasi.
Perpaduan DNA balap Italia yang penuh gairah dengan disiplin Formula 1 yang metodis menjadikan Aprilia contoh sukses transformasi modern di MotoGP, sekaligus menempatkannya sebagai ancaman serius bagi pabrikan Jepang dan Eropa lainnya.