Hubungan Internal Ducati Memanas, Masa Depan Davide Tardozzi di Ducati Mulai Dipertanyakan
General Manager Ducati Corse MotoGp, Davide Tardozzi--Ducati
Kisah Marc Marquez Dalam Film Dokumenter DAZN 'Volver'--Movilidad TV
Fokus ke Aset Utama
Di mata manajemen puncak, komentar ini dinilai sebagai “blunder” karena memperkuat kesan adanya masalah teknis, padahal motor yang sama membawa Marquez ke puncak.
Dampak lanjutan dari situasi tersebut cukup serius. Pecco Bagnaia disebut berpeluang hengkang dari Ducati Factory setelah kontraknya berakhir pada akhir 2026.
Seiring dengan itu, Ducati mulai memusatkan perhatian ke masa depan, terutama menyongsong regulasi baru 2027 dengan mesin 850cc, pengurangan aero, dan penghapusan ride-height device.
Prioritas Ducati jelas, mengunci Marc Marquez sebagai aset utama. Negosiasi perpanjangan kontrak Marquez untuk 2027–2028 dikabarkan berjalan mulus dengan nilai sekitar 15 juta Euro per tahun, setara kurang lebih Rp255 miliar per tahun, menjadikan pengalamannya di era motor “konvensional” sebagai modal krusial menghadapi perubahan regulasi.
BACA JUGA:Pramac Yamaha Jadi Pembuka, Ini Jadwal Lengkap Peluncuran Tim MotoGP 2026
Siapa Pengganti Tardozzi?
Jika Tardozzi benar-benar meninggalkan posisinya, Ducati diyakini akan melakukan penyegaran di kursi manajemen box. Beberapa nama mencuat sebagai kandidat pengganti, mulai dari Michele Pirro sebagai opsi internal yang memahami dapur Ducati, Gino Borsoi yang dikenal sukses membangun Pramac, hingga Francesco Guidotti yang berpengalaman lintas pabrikan dan pernah bekerja sama dengan Marc Marquez.
Di MotoGP, performa selalu menjadi raja. Kamu bisa melihat situasi ini sebagai pengulangan sejarah, mengingat Tardozzi juga pernah berpisah mendadak dengan Ducati pada 2009.
Bedanya, kali ini Ducati berada di puncak dunia dan ingin memastikan harmoni total demi menyambut era 2027 bersama Marc Marquez.
- Tag
- Share
-
