Casey Stoner Mengenang Jalan Terjal Menuju Gelar MotoGP Bersama Dua Pabrikan Berbeda
Juara Dunia MotoGP 2007, Casey Stoner--Crash
Memasuki era mesin 800cc, keunggulan Ducati mulai terkejar oleh pabrikan Jepang.
Stoner masih mampu finis runner-up pada 2008 di belakang Valentino Rossi dengan enam kemenangan, tetapi jumlah kemenangan menurun pada musim-musim berikutnya, ditambah kondisi kesehatan yang sempat mengganggunya.
Meski begitu, Stoner tetap menjadi pembalap Ducati paling kompetitif, dengan catatan 23 kemenangan berbanding satu kemenangan milik pembalap Ducati lainnya selama empat musim. Situasi ini akhirnya membawanya hijrah ke Honda pada 2011.
Bersama Honda, Stoner langsung meraih kesuksesan dengan sepuluh kemenangan dan gelar MotoGP keduanya.
BACA JUGA:Aprilia Puas dengan Progres Mesin 850cc MotoGP 2027, Massimo Rivola Ungkap Fokus Jangka Panjang
“Di Honda, semuanya berjalan sesuai keinginan saya musim itu,” kata Stoner.
Ia mengakui masih melakukan kesalahan kecil, tetapi secara keseluruhan musim tersebut berjalan sangat mulus.
Ketika ditanya gelar mana yang paling berarti, Stoner menjawab, “Mungkin yang bersama Honda,” seraya menyinggung kritik yang selama ini ia terima saat membela Ducati.
Menurutnya, pengakuan atas perjuangan bersama Ducati baru benar-benar datang setelah ia pindah ke Honda.
Stoner kemudian menambah lima kemenangan lagi pada musim 2012 sebelum memutuskan pensiun di usia 27 tahun.
- Tag
- Share
-